Nama : Adnan Askuri
NIM : 19310410060
Artikel ini dibuat untu memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.Dosen Pengampu Dr. Arndati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc
Kita semua sekarang ini sudah memasuki era revolusi digital, Hampir semua hal bisa kita lakukan dimanapun dan kapanpun dengan memanfaatkan teknologi yang ada, sehubungan dengan ini Ilmu Budaya Dasar sangat baik dipelajari dan diterapkan ilmunya karena Ilmu Budaya Dasar memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Sehingga kita bisa membentuk pola kehidupan yang tidak melenceng dari budaya yang ada karena dengan tidak terbatasnya kemudahan kita dalam menggali informasi kita bisa terpengaruh dengan budaya-budaya asing yang berlawanan dengan budaya asli kita.
Karena dialam pola kehidupan
kita sudah terbentuk karena adanya budaya yang kita anggap baik dan dialamnya
sudah terdapat norma-norma yang berlaku dimasyarakat, nah diera revolusi digital
ini kita kalua tidak berpegang pada norma-norma yang ada kita bisa terpengaruh
budaya asing yang berlawanan dengan budaya asli kita sendiri contohnya cara
berpakaian yang baik karena kalau kita terpengaruh budaya asing mungkin pakaian
yang kita pakai bisa melanggar norma yang ada dan menjadi parasite sehingga
orang-orang disekitar kita ikut terpengaruh juga.
Tetapi disini yang akan menjadi
pokok bahasan dari ulasan ini adalah tentang Pendidikan (Educational institutions) karena Pendidikan berpengaruh
besar terhadap pemahaman kita pada norma-norma yang ada sehingga kita paham dan
bisa menyaring hal positif dan bisa mempertahankan budaya kita yang sudah
dianggap baik untuk kita semua. Penjelasan lebih jauh soal educational instution
adalah pranata yang bertujuan untuk menambah ilmu dan pengetahuan, di Indonesia
sendiri pranata Pendidikan sudah disetting oleh pemerintah dengan adanya
beberap tingkat menyesuaikan umur dan pemahaman pribadi mulau dari
TK,SD,SMP,SMP,SMA/SMK dan ke jenjang yang lebih tinggi .kita dijenjang TK dan
SD lebih diajari tentang cara membentuk karakter yang sesuai dengan budaya
bangsa, sedang ditingkat SMP ke atas kita lebih terarah diajarkan tentang ilmu
dan pengetahuan untuk bekal kita hidup dimasa yang akan mendatang.
Orientasi
nilai budaya atau yang bisa juga disebut sebagai sistem nilai budaya adalah
konsep-konsep yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar masyarakat yang
berkaitan dengan apa yang diinginkan, pantas, dan berharga, yang mempengaruhi
individu yang memiliki dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi
kelakuan manusia, entah disadari atau tidak kita sering beradaptasi dengan
kehidupan modern yang menyangkut nilai budaya Yang pertama Masalah
mengenai hakikat dari hidup manusia
Hidup itu buruk jika
manusia tersebut mengalami kesulitan atau kegagalan dalam hidupnya dan
berpendapat bahwa hidup itu negatif. Contoh dalam kehidupan di desa ujungmanik
adalah ada salah satu keluarga yang hidupnya selalu kekurangan mencoba bekerja
apapun selalu gagal dan dia tidak pernah merasa bersyukur makanya dia selalu
bermalas-malasan tidak mau berusaha untuk kehidupan yang lebih baik dan itu
menurun kepada anak-anaknya.
Hidup itu baik jika kita
beranggapan bahwa hidup merupakan suatu anugerah dari Tuhan dan merupakan hal
yang berdampak positif. Contohnya ada beberapa toko di desa ujungmanik yang
pemiliknya masih satu saudara kandung dan mereka sangat bersyukur atas anugerah
dari Tuhan dengan cara bersedekah dengan hartanya dan pergi berhaji.
Hidup itu buruk tetapi
manusia wajib berikhtiar supaya hidup itu menjadi baik. Contohnya seseorang
yang kurang mampu dan serba kekurangan, pasti akan beranggapan buruk karena
banyak mengalami kesulitan akantetapi jika orang itu memiliki agama pasti akan
beranggapan bahwa hidup ini buruk tetapi akan lebih baik jika berikhtiar dan
berdo’a karena janji Allah SWT itu pasti.
Yang kedua Masalah mengenai hakikat dari karya
manusia
Karya itu nafkah sebagai
contoh masyarakat ujungmanik seseorang pengrajin pagar anyam bambu dan juga ada
yang membuat atap dari daun nipah dijual untuk menafkahi dirinya dan keluarga
meski dijaman sekarang ini sudah jarang sekali barang seperti itu tetapi masih
saja ada yang membutuhkan.
Karya itu untuk kedudukan,
kehormatan dan sebagainya. Contohnya ada warga dia mempunyai keahlian dibidang
editor kemudian dia membuat video atau foto yang menarik sehingga dia sekarang
mendapat jabatan di kantor desa dibidangnya.
Karya itu untuk menambah karya.
Contohnya seorang editor/design grafis dia membuat karya bukan hanya untuk
dijual melainkan untuk koleksi miliknya.
Yang ketiga Masalah mengenai hakikat dari kehidupan
manusia dalam ruang waktu
Orientasi ke masa kini.
Contohnya seseorang yang mempunyai gaya hidup tinggi akan selalu menghabiskan
uangnya pada waktu itu juga tanpa memikirkan masa yang akan datang yang tidak
bisa kita tebak apakah masih mempunyai penghasilan untuk mencukupi kebutuhan.
Orientasi ke masa lalu.
Contohnya orang yang sudah tua dia tidak mau mengikuti masa kini dan selalu
menggunakan cara masa lalu seperti masih menggunakan KTP dahulu dan enggan
berganti masa kini yang sudah berubah elektrik menjadi E-KTP sudah dibujuk dan
tetap masih keras kepala.
Orientasi ke masa depan.
Contohnya orang yang berada dan sukses akan memikirkan masa depan anaknya dan
hidup mereka seperti membeli rumah untuk anaknya selagi masih banyak rezeki.
Yang keempat Masalah mengenai hakikat dari hubungan
manusia dengan alam sekitarnya
Manusia tunduk kepada alam
yang dahsyat. Contohnya tanggul sungai yang sudah dibuat tinggi namun tetap
runtuh jika terjadi banjir besar dengan arus yang kuat akibat pasang air laut
di desa ujungmanik dan sampai ke persawahan yang mengakibatkan gagal panen.
Manusia menjaga keselarasan
dengan alam. Cotohnya penanaman pohon bakau di tepi-tepi sungai untuk tetap
menjaga habitat ikan dan mencegah abrasi air laut di desa ujungmanik selain itu
juga pernah terjadi pada tahun 2019 Paus terdampar di sungai desa ujungmanik
dan diselamatkan oleh nelayan diantarkan kearah laut.
Manusia berusaha menguasai
alam. Contohnya orang memburu binatang seperti ular dan burung untuk mereka
jual demi mendapatkan uang tanpa memikirkan jika binatang itu diburu terus
menerus akan punah.
Yang kelima Masalah mengenai hakikat dari hubungan
manusia dengan sesamanya.
Orientasi Kolateral
(horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya (berjiwa gotong royong).
Manusia sejak lahir
memiliki rasa ingin hidup bersama yang lain. Manusia tidak dapat hidup tanpa
adanya bantuan dari orang lain. Maka dari itu manusia sangatlah bergantung pada
manusia yang lain sehingga saling membantu antara satu dengan yang lainnya.
Contohnya dalam hidup bertetangga pastinya saling membantu ketika ada kesulitan
dan tidak bisa dikerjakan sendiri seperti membangun rumah, mengadakan hajatan.
Individualisme menilai
tinggi usaha atas kekuatan sendiri, Tetapi sebagai Individu modern kita harus
memahami bahwa tidak boleh ada anggapan kalua oranglain itu dibawah kita,
karena kelebihan-kelebihan oranglain bisa tanpa kita sadari berkembang jauh
diatas kita ditempat yang tepat bagi mereka, apalagi kita hidup di era yang
serba bisa, makanya kita sebagai individu modern harus bersikap memanusiakan
manusia dan berusaha berguna bagi oranglain sekecil apapun itu karena kita
semua adalah makhluk sosial.
Sumber :
https://klipaa.com/story/2060-orientasi-nilai-budaya-dalam-kehidupan-bermasyarakat
https://pastiguna.com/ciri-ciri-manusia-modern/
https://miftachurohman.web.ugm.ac.id/orientasi-nilai-budaya-menurut-f-r-kluckhon/